TAROA Kegiatan Rohani Iman dan Taqwa
"TAROA"
adalah akronim dari Kegiatan Rohani Iman dan Taqwa, yang juga berasal dari
Bahasa Daerah Bima yang artinya “Terang”, karena ilmu adalah cahaya yang
menerangi manusia dari kebodohan. Rasulullah saw pernah bersabda, ”Ketahuilah,
bahwa ilmu adalah cahaya (nur).” Sifat cahaya yang paling utama adalah memberi
penerang. Mengusir kegelapan juga menjadi salah satu tujuan munculnya cahaya.
Petunjuk arah juga peran yang tak kalah penting dari cahaya. Maka, ilmu yang
benar akan menjadi cahaya yang mengusir kegelapan, sekaligus menunjukkan arah
kebaikan.
“Jadilah kamu orang yang
mengajar, atau belajar, atau pendengar, atau pecinta (ilmu) dan janganlah kamu
menjadi orang yang kelima (tidak mengajar, belajar dan tidak cinta ilmu), maka
kamu akan hancur.” (Hadits Riwayat Baihaqi).
Posisi ilmu sebagai cahaya adalah
posisi mulia dalam kehidupan manusia. Ilmu begitu mulia, bahkan karena kemuliaan
ilmu, Allah memerintahkan nabinya untuk berdoa agar Rabbul Izzati berkenan
memberi ilmu sebagai rezeki. ”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya,
dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah:
’Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan,” (QS. Thaha: 114).
Maka, sebuah konsekuensi yang
sangat logis ketika kita mempelajari sesuatu yang mulia maka kemuliaan yang
sama dengan sendirinya akan menjadi milik kita. Allah memuliakan dan meninggikan
derajat manusia yang memiliki ilmu. ” Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu: ”Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ”Berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS.
al-Mujadilah: 11).
Sesungguhnya, seluruh penciptaan
ini tidak memiliki tujuan lain kecuali penghambaan. ”Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka menghamba kepada-Ku,” (QS Adz-Dzaariyaat:
56). Karena itu pula, setiap ilmu pengetahuan yang kita pelajari harus dibangun
dengan satu tujuan, yaitu agar proses pengabdian kita kepada Allah SWT lebih
baik dan semakin sempurna.
Memiliki ilmu yang tinggi, luas
dan dalam tidak akan mampu menghentikan kemaksiatan jika sang pemilik ilmu tak
mengamalkan setiap pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang memiliki ilmu dan
melakukan amal, merekalah orang-orang yang memiliki kemuliaan dan keberuntungan.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung,” (QS. Ali Imran: 104).
Ayat tsb memberi Isyarat mutlaq
bahwa orang orang yg berada digaris terdepan mau menegakkan kebenaran dan
memberangus kedholiman jumlahnya tidak banyak. Ilmu menjadi cahaya karena ada
orang-orang yang menyalakannya. Cahaya menjadi penerang karena ada kaum yang
bergerak memberikan penerangan. Penerangan menjadi arah atau petunjuk jalan,
karena ada mereka yang mengabdikan diri di jalan Allah untuk menyelamatkan
manusia.
Predikat shalih tidak terdiri
hanya dari komponen iman pada Allah dan hari akhir saja. ”Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana,”(QS al-Taubah: 71).
Kita tidak akan mendapatkan sebutan
beriman sampai kita menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang
beriman, laki-laki dan perempuan. Kita juga tak akan mampu mencapai predikat
beriman tanpa menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Taat, shalat dan zakat tak
cukup membuat kita berdiri dengan gagah di depan Allah SWT di hari kiamat.
Akan dimuliakan orang-orang yang
memiliki dan memuliakan ilmu. Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan
mengamalkan ilmu. Diangkat tinggi derajatnya di muka bumi. Disanjung harum namanya
oleh penduduk langit. Bahkan para penuntut ilmu diberi perlindungan khusus oleh
malaikat yang membentangkan sayapnya untuk menaungi. ”Sesungguhnya para
malaikat membentangkan sayapnya karena ridha pada para pencari ilmu.” (HR Abu
Daud & Tirmidzi).
Bahkan dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda, ”Barangsiapa menempuh
jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memberikan kemudahan jalan baginya
untuk menuju surga.” Ilmu akan berkembang melalui dua cara. Pertama, dengan
mengajarkannya. Kedua, dengan mengamalkannya.
Kegiatan TAROA dilaksanakan setiap
hari Jumat pukul 07.00 WITA dihalaman
SDN 42 Manggemaci Kota Bima yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi SDN 42 Manggemaci
Kota Bima dari kelas I sampai dengan kelas VI dan didampingi pula oleh
Guru-guru SDN 42 Manggemaci Kota Bima. Materi yang disampaikan pun
bermacam-macam mulai dari ahklak, tauhid, ibadah, dan lain-lain.
Dengan mengajarkan, kita
melahirkan generasi baru yang berilmu.
Dengan mengamalkan, kita
mengajak membangun generasi baru pada kondisi yang
lebih baik dan penuh kemuliaan.
(Sukron)