Kegiata Imtaq dan Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
Kota Bima, bertempat di Halaman sekolah pada hari Jum’at 17 Februari 2023 / 26 Rajab 1444 Hijriah, Kegiatan Imtaq dan peringatan Isra’ Mi’raj berlangsung dengan penuh hikmat dan antusiasme dari para siswa-siswi serta guru yang hadir. Acara diawali dengan pembacaan sholawat, sambutan dari Kepala Sekolah Ratnah,S.Pd dan dilanjutkan dengan Pembacaaan kalam Illahi dan Tausiyah dari Al Ustad Aksa,S.Pdi.
Dalam ceramahnya Al Ustad menceritakan tentang Perjalanan Rasulullah ke Kota Taif.
Karena tekanan di Makkah semakin kuat, maka pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian itu juga Nabi Muhammad SAW, ditemani oleh Zaid ibn Haritsah, putera angkat beliau pergi ke Thaif, daerah pegunungan berjarak 60 mil dari Kota Makkah. Nabi punya kenangan manis masa balita di Thaif di bawah asuhan ibu susuan beliau Halimah as-Sa’diyah.
Nabi berada di Thaif selama 10 hari dan secara intensif mendatangi para pemuka masyarakat Thaif satu persatu, tapi tidak seorangpun yang mau menerima seruan Nabi. Semuanya bersikap yang sama, mengusir Nabi dari Thaif. Akhirnya Nabi dan Zaid pergi meningalkan Thaif dengan kecewa. Apalagi menjelang keluar meninggalkan Thaif mereka berdua dibuntuti oleh orang-orang jahat dan budak-budak yang meneriaki dan mencaci maki Nabi. Mereka mengerumuni Nabi dan membentuk dua barisan dan mulai melempari beliau dengan batu sambil terus mencerca. Satu lemparan menggenai tumit beliau sehingga terompah beliau berlumuran darah. Sementara itu Zaid ibn Haritsah berusaha membentengi Nabi sampai kepalanya berdarah-darah terkena lemparan batu.
Orang-orang jahat itu terus melempari Nabi sampai beliau berhasil masuk ke dalam kebun kurma milik Utbah dan Syaibah, dua orang putera Rabi’ah. Lokasi kebun itu dari kota Thaif berjarak 3 mil.
Di kebun itulah Nabi bersembunyi menyelamatkan diri sampai yang melempari beliau berlalu. Nabi kemudian duduk bersandar ke sebatang pohon anggur. Setelah tenang Nabipun bermunajat dengan Allah, Dalam munajat itu Nabi Muhammad SAW menyatakan tidak peduli dengan segala penderitaan yang dialaminya asalkan bukan karena Allah SWT murka kepada beliau. Yang paling dikhawatirkan oleh Nabi adalah apabila semua penderitaan dan penghinaan yang dialami oleh Nabi di Thaif ini adalah karena Allah sudah murka kepada beliau.
Setelah cukup istirahat di kebun putra Ra’biah, Nabi kembali ke Makkah. Beliau meninggalkan Thaif dengan hati luka.
Sesampainya di Qarnul Manazil, Allah mengutus Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Jibril memberitahu Nabi bahwa atas izin Allah beliau dapat memerintahkan kepada malaikat penjaga gunung itu untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif yang telah menghina beliau.
Tapi Nabi menolaknya dan menyatakan, “Tapi aku masih berharap dari anak keturunan mereka akan muncul orang-orang yang menyembah Allah saja, yang tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun”.
Acara dilanjutkan dengan Hafalan ayat-ayat pendek dari kelas 1 sampai 3 dan dilanjutkan dengan salawatan dari kelas 4 dan 5 kemudian penampilan Qasidah dari kelas 6.
(By.Aksa Sukron).